Minggu, 08 Januari 2012

budaya mencontek


Di Indonesia banyak sekolah yang berstandar sekolah bertaraf internasional dan juga telah mempunyai banyak fasilitas yang mendukung guna meningkatkan minat dan bangkat anak didik kita tetapi sangat disayangkan sekali masih ada budaya mencontek pada saat ujian maupun pada saat tidak ujian. Banyak sekolah negeri maupun swasta yang terkenal dengan ke elitannya dan juga banyak yang terkenal dengan bagusnya gedung-gedung sekolah yang di bangunnya. Di sisi lain kita ketahui berbagai sekolah di Negara kita sering menuai masalah dalam bidang pendidikan khususnya dalam masalah contek-mencotek pada saat ujian nasional maupun non ujian nasional. Padahal setiap hari para guru memberikan les pelajaran tambahan guna mengahadapi ujian nasional.
Hal mencontek sudahlah tidak asing lagi bagi kehidupan pendidikan di Indonesia bahkan dijadikan sebuah budaya yang sangat mepengaruhi bagi pendidikan di Negara Indonesia.mencontek merupakan hal yang asyik bahkan menyenangkan bagi sebagian siswa maupun siswa di Negara ini. Dalam permasalahan ini menimbulkan satu pertanyaan yang harus di jawab ??? mengapa mencontek merupakan budaya bagi anak didik di Negara kita pada saat ujian Negara dan mengapa setiap tahun selalu ada masalah bahkan teguran dan tidak menutup kemungkinan sebagian lembaga sekolah mendapatkan teguran bahkan sanksi dari kementrian agama karena anak didiknya ketahuan mencontek ????
Mungkin dalam benak para guru di Indonesia takut akan anak didiknya tidak lulus ujian karena jika hal itu terjadi mau tidak mau lembaga tersebut pasti kena imbas dari ketidak lulusan anak didiknya tersebut sehingga sebagian besar masyarakat atau orang tua dari anak didiknya merasa kecewa pada lembaga ataupun sekolah tersebut. Sekolah yang bertaraf internasional juga tidak menutup kemungkinan melakukan budaya mencontek entah pada saat ujian nasional maupun pada ujian semester. Padahal fasilitas yang ada dalam lembaga tersebut sudah merupakan standar internasional dalam kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan oleh kementrian pendidikan.
Guru dan fasilitas yang ada dalam suatu lembaga  merupakan dua faktor yang sangat financial bagi kemajuan dan pengembangan siswa. Di sisi lain siswa juga harus bisa memanfaatkan guru maupun fasilitas yang ada guna kepentingan wawasan dan keintelektualnya dalam berbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu zaman sekarang banyak yang mengatakan bahwa ujian nasional adalah ujian yang sangat mudah. Kenapa sebagian orang mengatakan hal demikian ? mereka mungkin sudah bisa menebak kenapa sebagian orang mengatakan demikian. Mereka sudah mengetahui bahwa sebagian besar lembaga sekolah yang ada di Negara Indonesia melakukan  budaya menyontek pada saat Ujian Nasional ( UN ) di selenggarakan.
Meskipun tidak semua lembaga sekolah yang membudayakan hal mencontek tetapi di sisi lain ada sekolah yang sangat tidak setuju akan budaya tersebut. Mereka beranggapan bahwa jikalau para murid dibiasakan mencontek dan mencontek lambat laun para murid tidak akan bisa berkembang dengan sendirinya kalau tetap melakukan budaya tersebut. Percuma saja mereka belajar dalam lembaga bertaraf internasional maupun tidak bertaraf internasional hasilnya bisa dikatakan sama aja. Menteri pendidikan Indonesia telah sering menegaskan bahkan mengancap kepada semua lembaga sekolah yang melakukan budaya mencontek akan dikenai sangsi yang setimpal agar lembaga tersebut tidak terus-terusan melakukannya.
Indonesia merupakan Negara berkembang dan juga di dalamnya terdapat beberapa sumber daya alam yang sangat melimpah dan yang akan menjalankan, mengolah bahkan menjaganya tidak lain hanyalah para anak didik masyarakat Indonesia yang sudah professional dan berintelektual dalam bidang-bidang tertentu. Oleh karena itu, sebagai warga Negara Indonesia marilah kita meniadakan kalau bisa membuang jauh-jauh budaya mencontek di berbagai lembaga sekolah. Dengan mencegah hal demikian sedikit demi sedikit anak didik Negara Indonesia akan semakin maju dalam imtek maupun non imtek.  
Mencontek pada umumnya merupakan suatu hal yang sudah biasa di lakukan oleh berbagai kalangan. Tidak terjadi pada anak SMP atau SMA tapi juga tidak menutup kemungkinan perbuatan tersebut di lakukan pada tingkatan mahasiswa. Banyak zaman sekarang mahasiswa ataupun mahasiswi tidak professional dalam mengerjakan tugas yang di berikan oleh para dosen mereka. Mereka dengan gampangnya mengcopy tugasnya temannya dan di edit beberapa kata dan sudah selesai langsung dikumpulkan ke dosen pembimbingnya. Sungguh sangat ringan sekali orang yang melakukan hal demikian. Tidak ada rasa belas kasihan terhadap temannya yang sudah susah payah mengerjakan, belajar kandungan isi tugas tersebut bahkan mengumpulkan banyak referensi yang bersifat ilmiah guna mendapatkan hasil yang memuaskan.
Permasalahan tersebutlah yang banyak terjadi di kampus di Indonesia. Mereka mendahulukan kata “ Malas ‘’ untuk belajar padahal rasa malas tidak menjamin kita untuk menjadi profesiona dalam suatu ilmu ataupun bidang. Negara kita membutuhkan generasi yang rajin, ulet dan bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu berfikiran positive guna mencapai ataupun menghadapi masa depan yang lebih cerah di hari esok. Kita perhatikan para menteri yang bertugas di lembaga ataupun instansi pemerintahan, mereka tidak ada yang malas untuk selalu belajar di masa mudanya sehingga Negara membutuhkannya untuk mengurus suatu parlemen di lembaga public Negara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar